“Danjiki” – Istilah Puasa bagi Orang Jepang
Sudah 4 hari berlalu sejak mulai puasa di Indonesia. Walau saya sendiri
bukan orang muslim, tetapi karena ada teman-teman yang beragama Islam,
setiap tahun saya cukup memperhatikan datangnya bulan Ramadhan. Saat
memasuki bulan suci ini, masyarakat biasanya saling mengucapkan ucapan
selamat khusus untuk bulan puasa seperti “selamat berpuasa”.
Mungkin karena itulah, selama beberapa hari ini ada beberapa teman
Indonesia yang bertanya kepada saya: “‘selamat berpuasa’ itu bahasa
Jepangnya apa?”. Sejujurnya, pertanyaan tersebut agak sulit untuk
dijawab. Memang kalimat “selamat berpuasa” sendiri terdiri dari
kata-kata yang sangat sederhana, maka secara harfiah mudah diterjemahkan
ke dalam bahasa Jepang: “Danjiki Omedetou (“Danjiki”=puasa, “Omedetou”=selamat)”.
Namun, bagi kebanyakan orang Jepang terjemahan harfiah ini mungkin
terasa agak aneh, meskipun tidak ada masalah apa pun dari segi tata
bahasa.
Mengapa? Alasannya ada di pengertian orang Jepang terhadap istilah “Danjiki
(puasa)”. Di Jepang yang mayoritas penduduknya tidak beragama Islam,
puasa tidak diselenggarakan sebagai ibadah nasional (mungkin hanya di
antara kelompok yang sangat, sangat, sangat terbatas saja). Selain itu,
sangat jarang ada kesempatan untuk “menyentuh” kebudayaan Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Ini berarti masih belum banyak orang Jepang yang
mengerti dengan baik sebenarnya apa itu puasa sebagai kewajiban umat
Islam (termasuk saya sendiri)*.
*Misalnya, kadang-kadang ada orang
Jepang yang berpikir bahwa umat Islam tidak makan dan minum SEPANJANG
HARI saat berpuasa (serius!).Menurut seorang teman muslim dari
Indonesia, puasa adalah kegiatan ibadah yang sangat ditunggu-tunggu oleh
umat Islam. Alasannya secara singkat sebagai berikut: 1. Kewajiban umat
Islam. 2. Dapat memupuk rasa solidaritas sesama umat Islam. 3. Jumlah
libur yang bertambah. 4. Banyak makanan yang enak yang dihidangkan saat
berbuka puasa. Memang tidak makan dan minum itu bagi orang muslim
sekalipun sepertinya kegiatan yang cukup susah dijalankan, namun
terlepas dari hal tersebut, ada banyak hal yang sangat menyenangkan di
saat bulan Ramadhan.
Lalu, bagaimana dengan istilah “Danjiki (puasa)” bagi orang
Jepang? Sebenarnya, bagi kebanyakan orang Jepang, “Danjiki” itu tidak
lain dari semacam “tirakat”. Diantaranya, ketika mendengar kata “Danjiki”,
ada yang langsung teringat pada seorang biksu yang sedang melakukan
tapa untuk mencapai nirwana (atau pendeta Shinto yang bertapa). Istilah “Danjiki” sama sekali tidak terasa nuansa “menyenangkan” atau “ditunggu-tunggu".
Nah disini kita kembali ke soal terjemahan “selamat berpuasa” ke dalam
bahasa Jepang. Terjemahan harfiah dari kalimat tersebut, seperti yang
ditulis di atas, adalah “Danjiki Omedetou”. Namun ketika
mendengar kalimat ini, orang Jepang mungkin berpikir: “Mengapa harus
mengucapkan selamat untuk kegiatan yang begitu menyusahkan dan membebani
seperti ‘Danjiki (puasa)’?” Oleh karena itu, dari segi
terjemahan, kalimat tersebut memang “benar", tetapi sekaligus juga
“salah”, setidaknya “aneh” bagi orang Jepang.
Menurut saya, tidak masalah kalau mengucapkan “Danjiki Omedetou”
kepada sesama teman-teman orang Indonesia yang bisa berbahasa Jepang.
Namun, kalau menggunakan kalimat tersebut kepada orang Jepang, sebaiknya
menjelaskan terlebih dahulu apa itu puasa bagi umat Islam agar mereka
tidak bingung. Mungkin dari situ terjadi komunikasi baru juga. Untuk
teman-teman muslim, selamat menunaikan ibadah puasa dan “Danjiki Omedetou”.
0 件のコメント:
コメントを投稿